Tampilkan postingan dengan label teori pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teori pendidikan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Agustus 2012

Perpustakaan Perguruan Tinggi: terseok-seok mengejar rangking?*)


ABSTRAK
Berita tentang rangking universitas yang marak dipublish di berbagai media menjadi sorotan dan fokus perhatian dunia pendidikan khususnya pimpinan perguruan tinggi dan jajarannya. Berbagai upaya dilakukan perguruan tinggi untuk mencapai rangking yang lebih baik. Selain untuk prestise, rangking universitas juga menjadi modal yang tepat untuk menarik minat mahasiswa baru. Salah satu faktor penentu rangking adalah ketersediaan konten dan sitasi. Ke dua hal ini sangat berkaitan erat dengan perpustakaan. Sayangnya, perpustakaan tidak selalu dilibatkan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan visi universitas. Perpustakaan seringkali hanya ditempatkan sebagai pelaksana dari sebuah kebijakan di lembaganya. Oleh karena itu perpustakaan perlu memahami apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mendukung universitas mencapai rangking yang lebih baik.
Kata kunci: rangking universitas, universitas kelas dunia, world class library.
—————————————————————————–
PENGANTAR
Menjadi universitas kelas dunia.
To be world class university.
To reach world class university.
Kalimat-kalimat di atas atau yang mirip-mirip dengan itu kini mudah sekali dijumpai di halaman-halaman iklan sebuah perguruan tinggi, atau di spanduk-spanduk di lingkungan kampus, atau di billboard yang ada di kota-kota dimana universitas tersebut berada. Kalimat-kalimat itu tidak hanya menjadi visi bagi universitas tapi juga sekaligus motto atau semboyan bagi para sivitas akademikanya.
Di media cetak atau media elektronik, marak pula berita tentang rangking-rangking universitas yang sekarang menjadi incaran para pimpinan universitas. Hiruk pikuk rangking ini tidak hanya melanda pimpinan universitas dan jajarannya, tapi juga para calon mahasiswa baru. Sebelumnya mungkin calon mahasiswa cukup melihat ketersediaan fasilitas, besarnya uang kuliah, nama-nama pakar yang menjadi staf pengajar, dan sistem perkuliahan yang diterapkan di sebuah universitas sebagai pertimbangan memilih tempat menimba ilmu. Kini, rangking universitas menjadi salah satu acuan bagi para calon mahasiswa.
Fenomena rangking universitas ini tak pelak lagi berdampak kemana-mana, sehingga para pimpinan universitas terlihat begitu ’ngotot’ memperjuangkannya. Kenyataannya, semangat meraih rangking ini tidak selalu selaras dengan kebijakan yang ditempuh sebuah universitas. Pimpinan universitas seringkali hanya fokus pada nomor rangking yang ingin dicapai tanpa menganalisis dengan cermat langkah-langkah apa saja yang paling efektif dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan unit-unit mana yang paling harus diberdayakan. Di pihak lain, pustakawan pun nampaknya tidak terlalu paham bagaimana mengambil peran dan menempatkan diri dalam mendukung lembaga mencapai visinya. Pustakawan cenderung hanya menunggu komando dari pimpinan universitas, dan ketika komando itu turun pustakawan pun pontang-panting…-)
Artikel ini akan membahas bagaimana Perpustakaan sebagai unit penyimpan dan pengeloa content di universitas memainkan peran sangat dominan dalam pencapaian rangking tersebut.
RANGKING UNIVERSITAS: APA SAJA SIH?
Ada beberapa jenis perangkingan atau sistem pemeringkatan universitas di dunia dan dikelola oleh lembaga-lembaga yang berbeda (informasi lengkap dapat diakses di http://ed.sjtu.edu.cn/rank/2006/ARWU2006Resources.htm). Beberapa pemeringkatan yang jamak terdengar di masyarakat akademis adalah ARWU (Academic Ranking World University), The Times Higher Education Supplement (THES), dan Webometrics. Ke tiga jenis pemeringkatan ini menggunakan rumus atau pola yang berbeda dalam menentukan rangking sebuah universitas. Berikut ini akan kita bahas secara singkat model pemeringkatan ketiga-tiganya.
Academic Rangking of World Universities (ARWU)
Sistem ini dibangun oleh Institute of Higher Education, Shanghai Jiao Tong University (IHE-SJTU), Cina. Konon, ARWU tergolong perangkingan universitas yang cukup dipercaya dan akurat karena teknik serta metodologi yang digunakan diakui oleh dunia akademisi internasional. Produk dari tim ARWU ini menghasilkan study group bernama International Rankings Expert Group serta konferensi bertaraf internasional yang disebut dengan International Conference on World-Class Universities.
Publikasi rangking universitas versi ARWU dimulai pada Juni 2003, dan diperbarui setiap tahun selalu. Pada tahun 2007 mereka melakukan penambahan fitur dengan rangking universitas di lima bidang ilmu (Natural Sciences and Mathematics (SCI), Engineering/Technology and Computer Sciences (ENG), Life and Agriulture Sciences (LIFE), Clinical Medicine and Pharmacy (MED), Social Sciences(SOC) (lihat http://www.arwu.org/aboutARWU.jsp.)
Perhitungan rangking universitas versi ARWU didasarkan pada 6 faktor utama, yaitu: Alumni, Award, HiCi, PUB, TOP, dan Fund. Penjelasan singkat ke 6 faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Alumni: total jumlah alumni yang pernah mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize) di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika. Penghitungan bobot (weight) didasarkan pada kebaruan tahun mendapatkan penghargaan tersebut, sehingga semakin lama tahun penghargaan diperoleh, semakin kecil bobot prosentase nilainya.
2. Award: total jumlah staf saat ini yang mendapatkan penghargaan nobel (Nobel Prize) di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika.. Bobot penilaiannya sama dengan Alumni.
3. HiCi: jumlah peneliti (dosen) yang mendapatkan nilai sitasi tinggi (high cited researcher) atau yang penelitiannya banyak dikutip oleh peneliti lain, dalam 20 kategori subyek berdasarkan publikasi resmi dari http://isihighlycited.com.
4. PUB: total jumlah artikel yang diindeks oleh Science Citation Index-Expanded dan Social Science Citation Index (http://www.isiknowledge.com).
5. TOP: prosentase artikel yang dipublikasikan dalam top 20% jurnal internasional dari berbagai bidang ilmu. Penentuan top 20% jurnal adalah berdasarkan nilai impact factors dari Journal Citation Report (http://www.isiknowledge.com).
6. Fund: total jumlah anggaran biaya penelitian dari sebuah universitas. Data didapatkan dari negara dimana universitas berada dan dari institusi-intitusi pemberi dana penelitian.
The Times Higher Education Supplement (THES)
THES bekerjasama dengan QS Top Universities menyajikan informasi rangking universitas yang dikemas dalam bentuk cetak (buku) maupun elektronik (situs web), bagi calon mahasiswa di seluruh dunia yang sedang memilih universitas untuk masa depannya. Pemeringkatan universitas menurut THES menggunakan 4 kriteria utama, yaitu:
1) Kualitas Penelitian (Research Quality) memiliki bobot yang paling tinggi (60%). Ada dua indikator yang dinilai yaitu: hasil peer review dan sitasi per fakultas. Hasil peer review diperoleh dengan cara menyebarkan angket secara online ke 190.000 akademisi dimana mereka diminta menjawab pertanyaan berdasarkan bidang kepakaran mereka, yaitu Arts & Humanities, Engineering & IT, Life Sciences & BioMedicine, Natural Sciences dan Social Sciences. Setelah itu mereka diminta memilih 30 universitas terbaik dari wilayah mereka sesuai dengan bidang kepakaran tersebut. Sedangkan sitasi per fakultas atau citations per faculty dihitung dari jumlah publikasi paper dari peneliti (professor) di univesitas tersebut dan jumlah citation (kutipan) berdasarkan data dari the Essential Science Indicators (ESI).
2) Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate Employability) dinilai berdasarkan hasil survei terhadap 375 perekrut tenaga kerja. Bobot penilaiannya adalah 10%.
3) Pandangan Internasional (International Outlook) adalah jumlah fakultas yang menyediakan program internasional dan jumlah mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Bobotnya 10%.
4) Kualitas Pengajaran (Teaching Quality) memiliki bobot penilaian sebesar 20% yang dinilai dari indikator rasio jumlah mahasiswa dan fakultasnya (student faculty).
Ke empat kriteria tersebut diuraikan ke dalam berbagai indikator penilaian dimana masing-masing indikator memiliki bobot (weight) yang berbeda. Lengkapnya ada dalam gambar di bawah:
Sumber: http://www.timeshighereducation.co.uk
Webometrics
Berbeda dengan pemeringkatan versi ARWU dan THES, perangkingan ala webometrics didasarkan pada aksesibilitas situs universitas dan publikasi di google scholar. Menurut Romy Satrio, rangking webometrics kebanyakan mengambil faktor “kehidupan” universitas di dunia maya, termasuk aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektivitas dengan dunia industri dan aktivitas internasionalnya. (http://romisatriawahono.net/2007/09/26/teknik-perangkingan-universitas-ala-webometrics/).
Perangkingan ala Webometrics dipelopori oleh Cybermetrics Lab, sebuah group penelitian dari Centro de InformaciĆ³n y DocumentaciĆ³n (CINDOC) yang merupakan bagian dari National Research Council (CSIC), Spanyol. Mereka mulai melakukan perangkingan universitas pada tahun 2004, dan mempublikasikan rangking universitas setiap enam bulan sekali (bulan Januari dan Juli). Tak heran, sekarang ini bulan Januari dan Juli menjadi bulan yang sangat dinantikan dan mendebarkan bagi para pimpinan universitas. …-)
Masih menurut Romy, indikator penilaian rangking berbasis Web ini cukup unik, meskipun sebenarnya tetap memiliki hubungan erat dengan ilmu scientometric dan bibliometric. Romy juga menilai bahwa webometrics ini adalah sebuah peluang menarik bagi universitas-universitas di negara berkembang untuk bisa menikmati rangking universitas dunia karena kuncinya adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dibagi ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas. Kenyataannya, perguruan tinggi di Indonesia memang hanya bisa masuk di penilaian webometrics, karena indikator penilaiannya hanya sebatas ‘kehidupan’ di dunia maya….-(
Webometrics menentukan rangking universitas berdasarkan pada empat faktor utama yaitu: Visibility (V), Size (S), Rich Files (R), dan Scholar (SC). Uraian lengkap mengenai ke empat faktor ini dikutip dari situs Romy Satrio Wahono di http://romisatriawahono.net/2007/09/26/teknik-perangkingan-universitas-ala-webometrics/ :
1) Visibility (V): jumlah total tautan eksternal yang unik yang diterima dari situs lain (inlink), yang diperoleh dari Yahoo Search, Live Search dan Exalead. Untuk setiap mesin pencari, hasil-hasilnya dinormalisasi-logaritmik ke 1 untuk nilai tertinggi dan kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan peringkat.
2) Size (S): jumlah halaman yang ditemukan dari empat mesin pencari: Google, Yahoo, Live Search dan Exalead. Untuk setiap mesin pencari, hasil pencarian dinormalisasi-logaritmik ke 1 untuk nilai tertinggi. Untuk setiap domain, hasil maksimum dan minimum tidak diikutsertakan (excluded) dan setiap institusi diberikan sebuah peringkat menurut jumlah yang dikombinasi tersebut.
3) Rich Files (R): volume file yang ada di situs Universitas dimana format file yang dinilai layak masuk di penilaian (berdasarkan uji relevansi dengan aktivitas akademis dan publikasi) adalah: Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt). Data-data ini diambil menggunakan Google dan digabungkan hasil-hasilnya untuk setiap jenis berkas.
4) Scholar (Sc): Google Scholar menyediakan sejumlah tulisan-tulisan ilmiah (scientific paper) dan kutipan-kutipan (citation) dalam dunia akademik. Data Sc ini diambil dari Google Scholar yang menyajikan tulisan-tulisan ilmiah, laporan-laporan, dan tulisan akademis lainnya.
Formula penghitungan dan pembobotannya sendiri adalah seperti di bawah:
Webometrics Rank = (4xV) + (2xS) + (1xR) + (1xSc)
Pada intinya, V, S, R dan Sc adalah faktor penilai, sedangkan 4, 2, 1, 1 adalah bobot (weight) tiap faktor.
PERPUSTAKAAN: ADA URUSAN APA DENGAN RANGKING?
Sekarang timbul pertanyaan, apa urusan perpustakaan dengan rangking-rangking itu? Apa yang harus dilakukan perpustakaan untuk mendukung universitas meraih rangking tersebut?
Jika dicermati dari ke tiga jenis perangkingan yang telah disinggung di atas, ada benang merah yang dapat dijadikan sebagai indikator dimana perpustakaan memiliki peran sangat besar, yaitu yang terkait dengan dokumen karya ilmiah dan sitasi. Perhatikanlah, bahwa ke dua faktor ini muncul sebagai indikator di ketiga jenis perangkingan itu. Tentu sangat masuk akal mengingat universitas adalah lembaga pendidikan tinggi yang keseluruhan aktifitasnya sangat berkaitan dengan penelitian dan pengajaran yang menghasilkan karya-karya ilmiah dalam bentuk dokumen.
Sebagaimana dikatakan Romy, bahwa salah satu kunci menduduki rangking di webometrics adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang dibagi ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kepintaran universitas memainkan Search Engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas.
Menurut penulis, memperbanyak konten (scientific paper) dan membaginya ke publik, adalah urusan perpustakaan. Karya-karya akademik disimpan di perpustakaan dan jika dikelola dengan tepat melalui pengembangan perpustakaan digital, maka konten dari universitas tersebut dapat diakses oleh publik yang pada akhirnya meningkatkan sitasi dan menaikkan rangking.
Beberapa universitas segera menyadari itu dengan mendorong perpustakaan untuk memublikasikan konten-konten yang ada di universitas, lalu mengaplikasikan teknologi yang dapat mengarahkan mesin pencari ke situs universitas. Secara teknis, hal-hal tersebut dapat dikejar dengan cepat, tapi persoalan-persoalan non teknis seringkali tidak disentuh oleh para pimpinan universitas sehingga tetap saja menghambat pencapaian rangking.
Persoalan pertama: siapa pemilik konten di universitas?
Perpustakaan menerima dan menyimpan karya-karya ilmiah atau tugas akhir sivitas akademika dalam bentuk: skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, pidato pengukuhan, makalah, prosiding seminar, laporan tahunan universitas, dan koleksi lain yang merupakan koleksi universitas. Sampai sejauh mana perpustakaan boleh menyebarkan konten ini di dunia maya? Apakah semua koleksi ini otomatis menjadi milik universitas dan boleh disebarluaskan melalui internet? Apakah semua konten boleh dibuka fulteksnya ke publik?
Untuk mengatasi hal ini, universitas harus memiliki kebijakan yang jelas untuk setiap jenis koleksi. Misalnya, untuk tugas akhir, universitas harus mengeluarkan ketentuan penyerahan karya tugas akhir beserta pernyataan hak bebas royalti non-eksklusif dari penulis. Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan dokumen tersebut tanpa meminta izin dari penulis. Pernyataan ini harus mendapat persetujuan dari penulis dengan bukti tanda tangan di lembaran dokumen (tugas akhir atau laporan penelitian).
Demikian juga dengan laporan penelitian yang biasanya dilakukan oleh para staf pengajar dan peneliti. Harus ada persetujuan penyerahan hak publikasi dari para penulis, lengkap dengan hak akses (bagian mana yang bisa dipublikasikan secara fulteks, dan bagian mana yang tidak boleh dibuka fulteksnya). Beberapa fakultas atau peneliti keberatan dengan publikasi fulteks karena menyangkut kerahasiaan sebuah hasil penelitian, atau mungkin saja penelitian tersebut adalah proyek rahasia yang memang tidak bertujuan untuk dibuka ke masyarakat luas kecuali atas ijin peneliti atau penyandang dana penelitian.
Konten yang paling banyak dan bernilai juga ada pada staf pengajar dan peneliti. Karya-karya ilmiah mereka biasanya disimpan masing-masing atau di pangkalan data departemen, tidak di perpustakaan. Sementara situs yang paling familier diakses pengguna jika ingin mencari informasi adalah situs perpustakaan. Ini terbukti di Universitas Indonesia, dimana jumlah akses ke situs Perpustakaan UI lebih banyak daripada jumlah akses ke situs Universitas Indonesia. Artinya apa? Kalau universitas mau ’menarik’ pengguna mengakses konten-konten yang ada di universitas tersebut maka konten tersebut sebaiknya ada di perpustakaan, minimal di link ke situs perpustakaan. Betul, jika pengguna mengakses dari search engine (Google misalnya), maka tak peduli konten diletakkan dimana, tetap saja bisa diakses. Namun meletakkan konten di perpustakaan (entah dalam bentuk fisik atau metadata) akan lebih memudahkan dalam mengelola metadata dan pengembangan sistem perpustakaan digital universitas tersebut.
Persoalan kedua: bagaimana kebijakan tugas akhir atau karya akademik?
Perkembangan teknologi memaksa individu atau lembaga untuk terus merevisi kebijakannya sesuai dengan tuntutan jaman. Di tahun sembilan puluhan, perpustakaan setia menerima tugas akhir mahasiswa dan karya-karya akademik staf pengajar dalam bentuk tercetak. Tapi sekarang ini, perpustakaan harus mengubah kebiasaan tersebut kalau tidak mau repot. Masalahnya, ini erat kaitannya dengan ketentuan pihak akademik yang mengeluarkan kebijakan pengumpulan tugas akhir. Kalau dulu perpustakaan adalah pihak yang menerima saja atau tanpa merasakan dampak kebijakan akademik, sekarang harus ikut berinisiatif memberi masukan ke pihak akademik mengenai pengumpulan tugas akhir ini.
Perpustakaan bahkan harus dapat memberikan panduan-panduan teknis serta format yang standar untuk penulisn tugas akhir mahasiswa. Misalnya bentuk file (apakah dalam word atau pdf), susunan file (apakah semua bab digabung dalam satu file atau dipecah-pecah), pengiriman (apakah pakai CD atau boleh dikirim melalui email). Prosedur dan ketentuan ini harus dipertimbangkan dengan matang sesuai dengan proses yang dilakukan perpustakaan disaat memublikasikan konten.
Persoalan ketiga: siapa tim perangkingan di universitas?
Hebohnya perangkingan membuat perguruan tinggi membentuk tim pencapai rangking dengan beragam sebutan. Tim ARWU, tim THES, tim Webometrcs. Nama tim dibuat sesuai dengan jenis perangkingan yang menjadi target. Tim-tim ini umumnya terdiri dari pemilik konten (staf pengajar, peneliti) dan pengembang sistem di universitas tersebut. Pustakawan sering tidak dilibatkan sama sekali, tapi ketika rangking tidak juga naik, perpustakaan lah yang pertama disalahkan: kontennya kurang atau tidak memublikasikan konten!
Akses ke situs universitas akan meningkat jika konten yang disediakan universitas tersebut juga meningkat. Di beberapa universitas, peningkatan konten dilakukan dengan sangat emosional, antara lain: memaksa semua sivitas akademika membuat blog dengan domain lembaga dan mengisi blog-blog tersebut dengan banyak tulisan. Pemaksaan ini sebetulnya tidak efektif apalagi mendidik. Bayangkan jika semua sivitas akademika mengisi blog mereka dengan tulisan-tulisan yang tidak jelas topik dan arahnya. Bukankah ini justru menimbulkan citra buruk bagi lembaga tersebut? Kontennya banyak, tapi isinya tidak bermutu….-(
PUSTAKAWAN: APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Mengacu kepada berbagai permasalahan yang ada berkaitan dengan rangking universitas, ada beberapa hal yang dapat (atau ’harus’) dilakukan oleh pustakawan supaya tidak menjadi pihak atau unit yang selalu dipersalahkan.
Pahami sistem perangkingan. Pelajari dengan cermat bagaimana sistem perangkingan dilakukan, apa saja faktor yang dinilai, bagaimana rumusnya, dan kapan periode penilaian dipublikasikan. Ketahui pula, universitas atau lembaga Anda bisa tercover di penilaian apa? Apakah di ARWU, THES, atau Webometrics. Pemahaman ini akan membantu pustakawan menyusun strategi atau langkah-langkah yang tepat untuk membantu universitas menaikkan rangking.
Tentukan posisi. Setelah mempelajari sistem perangkingan, tentunya pustakawan paham posisi atau perannya dalam mendukung lembaga mencapai rangking yang bagus. Misalnya: mengumpulkan konten sebanyak-banyaknya, mendigitalisasikan koleksi, mengolah dan mengedit metadata, dan seterusnya.
Berkomunikasilah. Jalin komunikasi yang intensif dengan tim rangking di universitas, khususnya para pengambil kebijakan. Sampaikan hal-hal yang harus ditempuh, misalnya: pentingnya pedoman penyerahan tugas akhir secara terintegrasi dengan format standar sesuai dengan kebutuhan; perlunya kebijakan tertulis dari pimpinan universitas untuk para staf pengajar supaya menyerahkan soft copy paper mereka ke perpustakaan untuk diolah dan dipublikasikan perpustakaan setelah mendapat persetujuan tertulis dari penulis. Belajar juga dari pustakawan yang universitasnya mendapatkan rangking tinggi. Kumpulkan pengalaman-pengalaman terbaik mereka, dan bandingkan dengan kondisi di universitas Anda. Pasti ada hal-hal yang dapat diadopsi di lembaga masing-masing.
Ke tiga hal di atas harus dilakukan pustakawan kalau mau benar-benar terlibat sebagai sebuah unit yang menentukan masa depan lembaga. Tidak hanya dalam kasus rangking universitas, tapi dalam setiap kegiatan di lembaga, ada baiknya pustakawan terus melakukan berbagai strategi untuk melibatkan diri dalam setiap proses yang terjadi di lembaganya.
PENUTUP
Secara pribadi penulis menganggap bahwa perangkingan universitas dengan berbagai model tentulah tidak ada salahnya. Tapi kalau dipikir lebih mendalam, sistem rangking ini benar-benar menyita energi para pimpinan universitas dan jajarannya, padahal penilaian tersebut sebetulnya tidak mencerminkan kualitas pendidikan di universitas tersebut.
Perangkingan webometrics misalnya, yang semata-mata mengandalkan penilaian pada ’kehidupan’ lembaga di dunia maya. Coba bayangkan, apakah jumlah akses ke situs universitas ekuivalen dengan tingginya mutu universitas tersebut? Tidak! Herannya, tidak ada pimpinan universitas di Indonesia yang berani mengatakan: ”Persetan dengan rangking-rangking itu! Kami hanya ingin fokus ke proses pembelajaran, bukan pada angka-angka yang mengakses situs kami.!” Para pimpinan universitas malah seperti kebakaran jenggot setiap kali hasil rangking diumumkan dan rangking lembaga yang dipimpinnya tidak juga beranjak ke level yang lebih baik.
Perpustakaan tentu harus mengacu ke visi universitasnya. Apa yang menjadi tujuan universitas, otomatis menjadi acuan perpustakaan. Memahami sistem perangkingan dan menempatkan diri pada posisi yang tepat akan membantu perpustakaan menunjukkan diri sebagai unit yang harus selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan di universitas. Dan untuk itu, pustakawan harus berjuang, walau dengan ngos-ngosan….-)
********
DAFTAR PUSTAKA
Academic Rangking of World University. http://www.arwu.org/aboutARWU.jsp (diakses tanggal 28 April 2010.)
http://ed.sjtu.edu.cn/rank/2006/ARWU2006Resources.htm
http://isihighlycited.com
http://www.isiknowledge.com
Romy Satrio Wahono. 2007. Teknik Perangkingan Universitas ala Webometriccs. http://romisatriawahono.net/2007/09/26/teknik-perangkingan-universitas-ala-webometrics (diakses tanggal 24 April 2010).
Times Higher Education. World University Rangking. http://www.timeshighereducation.co.uk (diakses tanggal 22 Februari 2010)
—————————————–
Oleh: Kalarensi Naibaho (Pustakawan UI)
*) dimuat di Visi Pustaka Vol.12 No. 1 April 2010, ISSN: 1411-2256 terbitan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Artikel ini diambil dari sumber : Blog.uii.ac.id


Daftar Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia dan Dunia 2012


(JAKARTA) – Ada banyak lembaga yang memiliki kompetensi membuat daftar perguruan tinggi terbaik. Cara mereka menilai tentu memiliki kesamaan, tetapi juga ada perbedaannya.
Tak heran, seringkali terdapat perbedaan antar lembaga pemeringkat dalam menyusun daftar perguruan tinggi terbaik, di dunia maupun di Indonesia.
Salah satu lembaga pemeringkat tersebut, yakni Webometrics. Uniknya, lembaga ini melakukan pemeringkatan kampus di dunia berdasarkan parameter digital. Misalnya, volume konten global yang terindeks di Google, dan lainnya.
Dari Indonesia, jumlah perguruan tinggi yang masuk pemeringkatan ini adalah 361 untuk edisi Juli 2012. Sebelumnya, di Januari 2012, hanya 352 perguruan tinggi.
Berikut 10 besar perguruan tinggi asal Indonesia yang meraih skor terbaik di Webometrics:
  1. Universitas Gadjah Mada (Peringkat Dunia: 379; Peringkat ASEAN: 9)
  2. Universitas Indonesia (507; 15 )
  3. Institut Teknologi Bandung (568; 18)
  4. Institut Teknologi Sepuluh November (582; 19)
  5. Universitas Pendidikan Indonesia (630; 22)
  6. Universitas Gunadarma (740; 24)
  7. Institut Pertanian Bogor (764; 25)
  8. Universitas Brawijaya (837; 29)
  9. Universitas Sebelas Maret (883; 30)
  10. Universitas Diponegoro (948; 32)
Dari 10 perguruan tinggi peringkat tertinggi di Indonesia itu, hanya Universitas Gunadarma yang merupakan perguruan tinggi swasta. Lainnya kampus negeri yang cukup ternama.
Sedangkan peringkat sepuluh besar dunia, terdiri atas:
  1. Harvard University
  2. Massachusetts Institute of Technology
  3. Stanford University
  4. University of California Berkeley
  5. Cornell University
  6. University of Minnesota
  7. University of Pennsylvania
  8. University of Wisconsin Madison
  9. University of Illinois Urbana Champaign
  10. Michigan State University
Berikut kriteria yang digunakan Webometrics dalam melakukan pemeringkatannya:
  • PRESENCE (Bobot: 20%), yaitu volume konten global yang terindeks Google
  • IMPACT (50%), yaitu kualitas konten yang diukur dengan tautan eksternal dari pihak ketiga dengan data visibility-nya menggunakan dua mesin pencari yaitu Majestic SEO dan Ahrefs.
  • OPENNESS (15%), yaitu jumlah rich file (pdf, doc, docs, dan ppt) yang terindeks di google scholar
  • EXCELLENCE (15%), yaitu karya akademik yang dipublikasikan di jurnal international yang tergolong high-impact dengan sumber datanya diambil dari Scimago.  Sumber dari: iposnews.


Tata cara Penerimaan Siswa baru atau Peserta didik baru untuk Jenjang PAUD, TK, RA, BA

Tata cara Penerimaan Siswa baru atau Peserta didik baru untuk Jenjang PAUD, TK, RA, BA. Pemerintah telah mengeluarka aturan  sebagai berikut:

Penerimaan peserta didik baru pada TK/RA/BA dan sekolah/madrasah bertujuan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya. Penerimaan peserta didik baru pada TK/RA/BA dan sekolah/madrasah harus berasaskan: a. obyektivitas, artinya penerimaan peserta didik baru, baik peserta didik baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang diatur di dalam Peraturan Bersama Menteri ini; b. transparansi, artinya pelaksanaan penerimaan peserta didik baru bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua peserta didik baru, untuk menghindari segala penyimpangan yang mungkin terjadi; c. akuntabilitas, artinya penerimaan peserta didik baru dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya; dan d. tidak diskriminatif, artinya setiap warga negara yang berusia sekolah dapat mengikuti program pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan suku, daerah asal, agama, golongan, dan status sosial (kemampuan finansial). Pasal 4 Persyaratan calon peserta didik baru pada TK/RA/BA adalah: a. berusia 4 sampai dengan 5 tahun untuk kelompok A; dan b. berusia 5 sampai dengan 6 tahun untuk kelompok B.

 

Penerimaan Siswa Baru SD 1. Dasar Kebijakan a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar; c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

 

Kebijakan Penerimaan Siswa Baru SD Kriteria calon peserta didik SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian terhadap usia peserta didik yang kurang dari 6 (enam) tahun dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang berkompeten, seperti konselor sekolah/madrasah maupun psikolog (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Angka 4.a. 1) a). Oleh karena itu, setiap sekolah dasar (SD) wajib menerima peserta didik tanpa melalui tes masuk dan tetap memprioritaskan pada anak-anak yang berusia 7 s.d. 12 tahun dari lingkungan sekitarnya tanpa diskriminasi sesuai daya tampung satuan pendidikan yang bersangkutan.

 

Sumber; UU tentang penerimaan siswa baru atau peserta didik baru untuk jenjang pendidikan PAUD, TK, RA, BA.


Minggu, 26 Agustus 2012

Kata Bijak yang maha bijak semoga bermanfaat, Bagian ke-3

Kata Bijak yang maha bijak semoga bermanfaat, Bagian ke-3 Bijak-3.1

Selembut apapun angin berhembus pasti pernah menebar debu, Seputih apapun baju tak ada yang tanpa noda, Sebaik apapun manusia pasti pernah khilaf dan melakukan kesalahan, Menyambung kasih, beralaskan ikhlas, beratapkan Doa, Semasa hidup bersimbah khilaf dan dosa, berharap dibasuh maaf, Minal Aidin wal Faizin. Keluarga........Wulan..... di Dunia.......
 
Bijak-3.2
Sinartan tulus ing raos, Suci neng qolbu soho silaturahmi, Kanthi sesanti, Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf Lahir batin, Semoga atas berbakah Ramadhan, bertambah Iman dan ibadah, Istiqomah, keikhlasan dan kualitas hidup kita, Keluarga ...Wulan... Di ..Dunia....

Bijak-3.3
Wus prapteng pamingkasaning sasi sya’ban, Minangkani dawuhipun Rasullah SAW, Soho budayaning leluhur, Ayuh sami gumregah kanthi bungaing ati, Mangayubagyo dumugining sasi Syiam ingkang minulyo, Sahrul mubarok Marhaban ya Ramadhan, Kulo sakeluarga , titah sawantah kathahing leno, Nyuun agunging pangasaksami, Mugiyo kita saged anglamahi ibadah Syiam, Tumuju Ridho ning Gusti ingkang maha kayun, Nuwun keluarga...Wulan..ing..Dunya... Dalah putra/i kulo; 1. Ni Anisa Nurul Islamadina, 2. Ni Siti Fatimah Nur Khasanah, 3. Ni Laila Khoirunisa Nurul Iman, 4. Bagus Ahmad Hasan Al Banna 5. Ni Nabila Rizquna Nur Hidayah, 6. Ni Hasal Aulia Nurul Atqiya, 7. Bagus Ahmad Maulana Asyam Nur Ihsan.

Bijak-3.4
Termenung, menerawang, menembus, melompat, mengarungi, mengiringi, menjalani terhadap perjalanan Malam, untuk berdzikir dan beristighfar karena adanya banyak Hikmah dan Musibah adalah: 1. Mengurangi dan diampuni dosanya, 2. Menambah rejeki dan dijauhkan dari musibah yang lebih besar, 3. Mendapatkan rahmat dan hidayah jalan yang benar, tapi kita dilarang tidak boleh berdoa meinta musibah untuk diri sendiri dan orang lainnya. Semoga dapat bermanfaat bagi anda.

Bijak-3.5
Sesungguhnya Dia yang mengujimu dengan sedikit masalah, Adalah Dia yang selama ini membanjirimu dengan lautan Nikmat, Maka berbaik selangkah kepada-Nya.. Jika beban yang engkau rasakan saat ini begitu memberatkan pundakmu, Maka berbahagialah, karena Allah telah percaya pundakmu akan kuat memikulnya. Jika harapanmu Tak terwujud, maka berbahagialah karena Dia telah percaya kita akan tegar menerimanya, Fabi Ayyi’alaa Irabbikuma Tukaddzdzibaan........ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan..?? Sebanyak 31 kali Allah mengulang kata-kata ini di dalam Al qur’an , Surah Ar Rahman. Semoga bermanfaat.

Bijak-3.6
Salam di pagi yang penuh dengan berkah, Salam yang harumnya melebihin kasturi, Salam yang sejuknya melebihi embun pagi, Salam yang begitu hangat sehangat sinar matahari waktu dhuha, Salam yang suci sesuci telaga Kautsar, Salam ukhuwah yang tak akan pudar di segala musin, Salam silaturahmi yang tidak perbah putus, Salam Qaulan Mir Rabbir Rahim, Salamun hiyahatta mathla’ill fajar. Salamun’ala nuhin fil ‘aalamin, Ya Allah kabulkan doa kita semua. Mudahkanlan segala urusan kita dengan keberkahan syafa’at Al-Rasul Muhammad SAW... Amin..Amin...Amin

Bijak-3.7
Hikmah Nasihat Lukman Al-Hakim kepada anaknya... Hai anaku carilah kekayaan untuk menjaga kefakiran, karena kefakfiran sungguh tidak ada yang melebihi FAKIR bagi seseorang melainkan yang menimpa dari 3 hal ini, yaitu Pertama, lemah dalam Agamanya, Kedua, lemah dalam Akalnya, Dan ketiga, lemah atau hilang dalam malunya,


Kata Bijak yang aneh dan nyeleweng dari Pakem Umum Bagian ke-4


Kata Bijak yang  aneh dan nyeleweng dari Pakem Umum Bagian ke-4.
Sekali lagi kami hanya menyampaikan ini  untuk bahan perenungan, kalau baca pertama ketawa berarti anda normal, kedua jika selanjutnya ANDA MAU MENCERMATI  ADA BAIKNYA, jika ketiganya ANDA PENASARAN sebaiknya dicari makna disebaliknya atau makna yang sebenarnya. Silahkan mencari dan SEMOGA anda yang BerUNTUNG mendapatkannya. Karena mulutmu jangan sampai dianggap mulut buaya.
Bijak-4.1
Bicara Keras bini marah,
Minum-minuman Keras  bini Marah..
Tak cukup Beras bini marah...
Cuman satu yang bini tak marah...
Kalau Batangnya Keras....
Bini pasti ketawa Keras  ha ha ha...
Dan makin ditusukan semakin Keras ketawanya..
Ketawanya bukan lagi ha ha ha ha...
Tapi terbalik jadi ah  ah ah ah......
Awas belum tentu benar ini, perlu diselidiki lebih lanjut.

Bijak-4.2
Ternyata ada 12 Mie Jawa yang haram oleh MUI (hanya perbandingan)  update  2012 sebelum Masehi, dan diharamkan dikonsumsi oleh orang Islam, dan jika bukan orang Islam akan mendapat kesulitan, hati-hati lho ya:
  1. Mie kirno dunia saja, tampa mikir akhirat,
  2. Mie suhi Bapak/Ibu (orang tua)
  3. Mie jati bojone tonggo,
  4. Mie dah duwite uwong liyo neng dompete dewe,
  5. Mie dak sikile jurangan ora nganggo nyuwun sewu,
  6. Mie dar mider  neng ngarepe gurune (bapak/ibu guru)
  7. Mie nggat dari rumah  ninggalke anak,
  8. Mie lu mielu aliran sesat yang dilarang pemerintah,
  9. Mie susune dudu muhrime, bukan haknya,
  10. Mie sahna entog lagi kawin,
  11. Mie rsani  kempol  ronda seng muluz,
  12. Mie lihi klengkeng karo ngicipi entek 4 ons, jlebul ora sido tuku, isih ditambah nganggo nggremengi jare klengkenge kecut kayo kringete bakule...
Baca dibalik pesan ini  semoga bermanfaat, jika  bahasa Jawa menyulitkan diterjemahka dalam bahasa Nasional dulu. Nuwun

Bijak-4.3


Senin, 20 Agustus 2012

Kumpulan Kata Bijak yang Bijak, semoga Bermanfaat


Ada sebuah kekuatan yang maha dasyat yang terpendam dalam sebuah kata-kata. Pilihan kata, bentuk kiasan, bahasa dan bentuk tulisan sangat mempengaruhi kekuatan dari sebuah kata. Mari kita cermati contoh kata-kata berikut ini;
Kata bijak-Kata Bijaksana


Kata Kata Bijak 1.
Tulisan 1, 07-08-2012, 14.26
Absen Sore.........
Tuku pecel nasine anget,
Urip pisan ojo digawe mumet.
Koncone rantae jenenge gir,
Seng wis ilang gak usah dipikir.
Lor cilacap aran semampir,
Supoyo tenang akehke Dzikir.
Kang guru punya majelis ta’lim,
Ojo wegah le silaturahim.
Kang haji menyang sawah,
Lik paijo bakulan gabah,
Bojo siji gak usah susah.
Nek isih kurang goleko tambah.

Kata Kata Bijak 2.
Sucikan hati, luruskan niat.
Marhaban ya Ramadhan. Saya (..wulan..)
Mohon maaf lahir batin,
Atas segala kesalahan yang pernah terjadi.
Semoga ramadhan kali ini leaih baik,
Daripada ramadhan tahun kemarin, dan semoga puasa kita dapat diterima oleh Allah SWT.

Kata Kata Bijak 3.
Dosa terbesar adalah ketakutan,
Reaksi terbaik adalah kerja keras dan cerdas,
Musibah terbesar adalah keputus asaan.
Keberanian terbesar adalah kesabaran.
Guru terbaik adalh pengalaman,
Misteri terbesar adalah kematian.
Karunia terbesar adalah anak sholeh.
Sumbangan terbesar adalah partisipasi.
Modal terbesar adalah kemandirian.
(dari Ali bin Abithalib)


Kata Kata Bijak 4.
Yang membuat kita kuat adalah Doa,
Yang membuat kita dewasa adalah  Masalah,
Yang membuat kita Maju  adalah Kerja Keras,
Yang membuat kita Hancur adalah Putus Asa,
Yang membuat kita semangat adalahHarapan dan Impian,
Yang membuat kita mennjadi yang terbaik  adalah mengakrapkan diri dengan keheningan dan memperbanyak Sujud,

Kata Kata Bijak 5.
“Saat aku tak paham maksud Rabbku, aku memilih untuk tetap percaya...
Saat aku tertekan oleh kekecewaan, aku memilih untuk bersyukur.
Saat aku putus asa melingkupiku, aku memilih untuk tetap maju dan optimis..
Apapun yang terjadi pada kita saat ini, tetaplah Percara, Bersyukur dan Berserah diri...
Karena Allah SWT sedang merajut kehidupan yag lebih baik untuk kita”...



Kata Kata Bijak 6.
Ada 3 ilmu yang patut anda simak, yaitu:
1.       Yaqin,
2.       Ikhlas,
3.       Shabar.
Intine kalau kita sudah Yaqiin, Gusti Allah itu maha kaya dan akan mengkayakan hambaNya. Kalau hambaNya memohon akan dikabulkan, dengan baik sangka rejekinya akan ditambah.
Artinya selalu optimis dalam hidup, karena sejatinya kematian adalah rahasia besar  Allah bagi manusia. Kita tidak dapat menolak dan tidak boleh meninta da diharamkan untuk mempercepat kematian.
Ikhlas ada 3 kriteria;
1.       Perbuatan baik kita tidak mengharapkan imbalan, balasan budi dari orang lain, kecuali dari Allah.
2.       Bahagia atau dapat merasakan bahagia dan senang ketika berbuat baik.
3.       Yakin bahwa perbatan baik itu bagian dari ibadah dan dari agama Islam, yang lurus, maka semuanya terasa ringan (tanpa beban).
Kalau anda sekarang masih punya hutang, itu hutang bagian dari ibadah. Karena hutang itu sebagai sarana ihktiar untuk  untuk mendapatkan modal. Kalau sekarang lagi macet hutangnya, kita harus yakin itu bukan macet terus, tapi lagi berhenti usahanya atau belum berjalan lagi. Pastikan anda sekarang ang punya hutang berjalan tanpa beban atau tambahan beban dari diri anda sendiri, ringankan dan atau tanpa beban, selamat mencoba, semoga berhasil – sukses.
Sabar itu ada kriteria yaitu;
Sabar, bahwa allah akan bersama-sama denga orang  yang sabar, Maka kalau Allah sudah bersama-sama dengan kita yag bersabar, selanjutnya akan lebih mudah permohonan kita dan pasti di-ijabah-i   dan dikabulkan. Amin Semoga berhasil dan berkah ya.


Kata Bijak yang Kurang Bijak semoga Tetap Bermanfaat


Kata bijak yang kurang serius, namun ada juga yang mencari makna dibaliknya, silahkan monggo. Semoga dapat mengambil yang bermanfaat bagi anda:
Kata Bijak kurang bijaksana

Kata bijak yang kurang serius 1,
  1. Jangan menuntut ilmu, karena pada dasarnya ilmu tadak bersalah.
  2. Jangan membalas budi, karena budi belum tentu yang melakukannya.
  3. Jangan menyumbangkan lagu, karena lagu sumbang tak enak didengar.
  4. Jangan mengurusi teman, karena belum tentu temanmu yang kurus.
  5. Jangan mengarungi lautan, karena karung paling cocok untuk beras.
  6. Jangan meresapi kata-kata bijak ini, karena meres handuk saja berat, apalagi meres  sapi.
Ambil yang ada disebaliknya ya,  kata ini kata kata ajaib.

Kata bijak yang kurang serius 2,
Nikmatnya belum punya uang dan sikap yang mudah untuk mensyukurinya  adalah:
  1.  Nikmat menahan diri,
  2.  Nikmat tidak iri
  3. Nikmat bisa mawas diri,
  4. Nikmat tidak memaksakan diri
  5. Nikmat tidak punya pikiran belanja-belanja
Syaratnya yang sulit namun tetap bisa dicoba dan dilaksanakan.

Kata bijak yang kurang serius 3,
Dalam sejarah Cina orang yang paling top adalah PRESIDEN CHIANG KAI SEX  dari semua keterunannnya  yang paling hebat adalah namanya Mpo Hai Sex. Dia belajar dari gurunya yang sudah tersohor namanya Ho Bie SEX.  Lie Hai Sex punya istri namanya Kwat Main Sex, mereka punya anak yang bandel itu namanya Hie Per Sex.
Kemudian dari  keluarga mereka punya cucu pertama namanya Dho Yan Sex. Cucu kedua namanya Shu Ka Sex.
Yang coba baca tulisan ini berarti  She Neng Sex,  yang tinggalkan atau buang tulisan ini adalah orang  orang yang bbijak sebenarnya atau mungkin yang Gak Kwat Sex.  Kemudian yang tersingung tulisan ini mungkin termasuk orang baik atau juga bisa Tak Tauw Sex. Yang tertawa baca tulisan ini berarti Min Tha sex.  Yang mencela tulisan ini berarti mungkin orang  May Niak Sex. Yang memberikan komentar tulisan ini bararti orang Bie Jak Sex.  Nuwun banget. Info dari Hai Bhat Sex.

Kata bijak yang kurang serius 3,
PANCASILA versi para kuroptor, diubah atau diamademen secara bersama-sama dan diamini atau disetujui secara aklamsi  sebagai berikut;
  1. Keuangan Yang Maha Kuasa;
  2. Korupsi yang adil dan merata.
  3. Persatuan mafia hukum Indonesia.
  4. Kekuasaan yag dipimpin atau nafsu kejahatan dalam persekongkolan dan kepura-puraan.
  5. Kenyamanan sosial bagi seluruh penjahat, wakil rakyat dan keluarganya.
Ini bukan menghina, tapi kaji kenyataan dan tujuan pendiri bangsa ini. Apa ada keselasaran kalau tidak mana yang belum supaya  diluruskan.


Twitter Delicious Digg Favorites More