A. Pengantar
Penyelenggaraan pendidikan di Australia ditangani oleh pemerintah negara bagian masingmasing atau setingkat dengan propinsi. Tingkatan pendidikan dan kurikulum dan praktik-praktik pendidikan di sekolah selalu berbeda-beda tergantung pada negara bagian yang bersangkutan. Demikian juga institusi pendidikan yang tidak dibawahi oleh Departemen Pendidikan Pemerintah cenderung berbeda dengan sekolah-sekolah negeri milik negara. Sekolah-sekolah negeri milik setingkat dengan SD disebut Public School dan sekolah menengah disebut High School. Sekolahsekolah diluar institusi pemerintah disebut Private School atau independent school.
Tingkatan pendidikan di New South Wales dapat dirinci sebagai berikut: Child Care
(Penitipan Anak); Pre School (Pra Sekolah); Primary School (Kindergarten - Year 6); High School
(Year 7 -12); Vocational Education (Pendidikan Pelatihan); Higher / Tertiary Education
(Perguruan Tinggi).
Setiap anak berusia sekolah (4 - 16 tahun) di NSW diwajibkan belajar di bangku sekolah.
Ketentuan ini diatur dalam undang-undang negara bagian New South Wales (Education
Amendment (School Leaving Age) Regulation 2009).1 Pada dasarnya pendidikan di NSW adalah
mandatory atau wajib. Setiap keluarga yang memiliki anak di usia sekolah mendapatkan subsidi
dari pemerintah Commonwealth dengan persyaratan orang tuanya hanya berpenghasilan rendah.
Dana insentif ini untuk mendorong setiap anak dari keluarga untuk mengenyam pendidikan yang
mapan.
Jika seorang anak dalam keluarga dilaporkan oleh guru atau kepala sekolah telah berkalikali bolos sekolah tanpa alasan yang jelas, maka pemerintah negara bagian berhak untuk menyelidiki keberadaan anak tersebut dan melakukan monitoring. Pemerintah memiliki hak untuk mengambil anak itu kemudian memindahkannya kepada keluarga foster yang dianggap mampu memelihara sang anak demi masa depan yang lebih baik.
Hak-hak anak dan kesejahteraan mereka diatur ketat dalam Child Protection Act atau Young Person Act (Undang-Undang Perlindungan Anak).2 Selain itu sekolah harus mampu mengakomodasi hak seorang anak penyandang cacat atau disfable karena Negara telah menetapkan Anti Discrimination Act (Undang-Undang Anti Diskriminasi)3 dan Disability Service Act 1993 (Undang-Undang Pelayanan Bagi Orang-orang Disfable). Jadi tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar, tetapi mengawasi kesejahteraan anak, menjamin keselamatan dan menjadi pelapor atas tindakan kekerasan terhadap anak.
Tuntutan pemerintah atas jabatan guru di NSW cukup tinggi. Mereka diwajibkan dapat berbahasa Ingeris dengan fasih melalui lisan dan tulisan. Kualifikasi dari perguruan tinggi saja tidak cukup, mereka harus memiliki ijin mengajar yang diuji oleh Institute of Teachers. Disamping itu NSW juga menerima guru-guru terlatih dari berbagai penjuru dunia asalkan memenuhi criteria dengan lulus ujian seleksi bahasa Inggeri bagi profesi guru. Standar-standar profesionalisme guru akan dibahas di bagian akhir dari artikel ini.
Kurikulum yang diterapkan di NSW disusun oleh Board of Studies NSW (BOS NSW).4 Anggota-anggota Board of Studies adalah para akademisi atau guru-guru besar di universitas atau para praktisis pendidikan yang telah mengabdi di sekolah-sekolah selama bertahun-tahun di NSW. Bahan-bahan yang dirumuskan oleh Board of Studies merupakan kerangka pondasi untuk menjadi acuan dalam mengajar di kelas. Sang guru masih harus menafsirkan dan merencanakan dan menyediakan seluruh bahan pelajaran berdasarkan rumusan yang tercantumkan melalui pembelajaran yang mengarah pada outcome mata pelajaran.
B. Primary Education (Pendidikan Dasar)
Setiap anak dari usia 4 sampai 16 tahun diwajibkan masuk sekolah dari pukul 8 pagi sampai jam 3 sore, dua belas tahun mereka mengenyam pendidikan, baik di lingkungan pendidikan umum (public atau sekolah pemerintah) maupun sekolah swasta atau independent school (sekolah yang berhaluan pendidikan agama seperti Katolik, Protestan, Anglican, Kristen, Islam, Yahudi atau Anthroposophy5).
Dari Kindergarten sampai kelas 6 pun dibagi-bagi lagi dengan stage (atau tahapan). Anak-anak di Kindergarten digolongkan dalam Early Stage 1, Kelas 1 dan 2 masuk pada Stage 1, kelas 3 dan 4 dalam Stage 2 dan Kelas 5 dan 6 di Stage 3.6 Tujuan pembagian dua kelas dalam satu stage ini dimaksudkan untuk mendalami setiap Key Learning Area atau KLA (kunci area pembelajaran --dalam istilah di Indonesia kita sebut mata pelajaran. Adapun KLA yang diajarkan antara lain English; Mathematics; Science and Technology; Human Society and Its Environment (HSIE); Personal Development, Health and Physical Education; dan Creative Arts.7
Keenam KLAs tersebut adalah mata pelajaran utama di sekolah-sekolah negeri, tapi di sekolahsekolah elit swasta, sering anak-anak di sekolah dasar mulai belajar bahasa asing seperti Bahasa Indonesia, Perancis, Italia ataupun bahasa Mandarin yang makin populer. Dua mata pelajaran terpenting di bangku sekolah dasar adalah English dan Mathematics. Keduanya memiliki jam pelajaran yang lebih banyak dalam kelas dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hanya anak-anak di kelas 3 dan 5 setiap tahunnya diuji dalam Ujian Nasional yang disebut National Assessment Program for Literacy and Numeracy (NAPLAN). Hasil ujian nasional ini akan diterbitkan oleh pemerintah federal Australia sebagai bentuk transparansi keberhasilan dan kelemahan di tiap-tiap sekolah di Australia.8
Keenam mata pelajaran ini adalah lazim diterapkan hanya di NSW, sementara di negara-negara bagian lain, KLAs tersebut disebut dengan istilah yang lain atau menggunakan kurikulum yang cenderung berbeda tapi muatannya sama. Di awal tahun 2007 ketika Australian Labour Party (ALP atau Partai Buruh Australia) berhasil menggantikan pemerintah pusat dari tangan Liberal Party, Menteri Pendidikan dan Pemberdayaan Pekerja, Hons. Julia Gillard9 mulai memperkenalkan kurikulum nasional, tapi rencana ini banyak memiliki kendala dan pelaksanaannya belum maksimal. Tetapi setidaknya berhasil menerapkan ujian NAPLAN yang memicu keseragaman pelajaran English dan Mathematics. Pada saat ini pemerintah pusat atau Federal sedang mengupayakan kurikulum nasional untuk diterapkan di seluruh sekolah di Australia.10
C. HSIE di Sekolah Dasar
Human Society and Its Environments adalah nama lain dari Mata pelajaran IPS yang diajarkan di Primary Schools di NSW. Syllabus HSIE yang berlaku sekarang ini merupakan pengganti kurikulum sebelumnya, Investigating Social Studies (K-6) Curriculum Policy Statement (1982) dan kurikulum General Religious and Moral Education Curriculum for Primary School (1964).11 Pelajaran HSIE adalah mata pelajaran yang mampu mengarahkan murid untuk mengembangkan pengetahun, pemahaman, keahlian, ketrampilan, nilai-nilan dan perilaku tentang manusia dan lingkungan social maupun lingkungan fisik.
Pada tingkatan pendidikan dasar, syllabus selalu terbagi dari 4 strands: (a) change and continuity (Perubahan dan kesinambungan), (b) Culture (budaya), (c) Enviroment (lingkungan) dan (d) Social System and Structure (stuktur dan sistem sosial). Melalui pembelajaran syllabus ini anak didik akan mendapatkan pengetahun dan pemahaman tentang sejarah dan geografi Australia, orang-orang yang hidup di dalammya, kebudayaannya, ekonomi dan kehidupan politik. Disamping itu siswa juga belajar tentang pengaruh Australia dan Eropa di dunia, kehidupan suku aborigin dan sejarah modern Australia, pengaruh Negara di kawasan Asia Pasifik dan dunia serta budayabudaya lain dari seluruh penjuru dunia.
Pengembangan nilai-nilai dan tingkah laku menjadi point penting pembelajaran dan pengajaran
HSIE karena hal ini berkaitan dengan keadilan social, pemahaman antar budaya, keseimbangan
ekosistem, proses demokrasi, kepercayaan agama dan moral. Pendidikan moral dan pendidikan
agama dibentuk melalui penafsiran-penafsiran nilai-nilai tingkah laku pendidikan keagamaan
secara general atau biasa dikenal the ethic education. Syllabus HSIE juga membuat siswa mengerti
peran-peran agama dan spiritualitas dalam kelompok masyarakat dan pada kehidupan para
individu.
Kandungan dari syllabus ini inklusif pada semua siswa di bangku SD, disusun utuk segala jenis jender, suku, berbeda kewarganegaran, multi budaya dan lingkungan kerja maupun berbeda pandangan secara global. Yang lebih unik lagi HSIE menekankan unsur study of Asia12 dan mengenalkan siswa untuk mendukung rekonsiliasi antara orang- orang aborigin dengan orangorang non aborigin di Australia.13
Rasional dari pemilihan topic-topik yang diajarkan dalam pelajaran HSIE di SD ini didasarkan bahwa masa depan keberadaan masyarakat dan lingkungannya tergantung pada kualitas interaksi antar manusia dengan kebudayaan dan lingkungan mereka baik fisik maupun sosial. Diharapkan dari pelajaran HSIE siswa mendapatkan pemahaman-pemahaman tentang perubahan dan kesinambungan, budaya, lingkungan dan struktur dan sistem sosial yang bersentuhan dalam kehidupan keseharian mereka. Pengetahuan dasar-dasar ini memberikan pondasi untuk belajar tentang sejarah Australia dan dunia, geografi dan hukum, antropologi dan studi lingkungan, ekonomi, dan pendidikan kewarganegaraan. Focus dalam syllabus HSIE di SD pada peristiwaperistiwa dan tokoh-tokoh sejarah Australia hanya mencakup pada jaman Federasi tahun 1901. Sementara pembelajaran tentang peristiwa dan dampak-dampaknya sampai masa kini akan diajarkan di pendidikan menengah (Kelas 7 - 10).14
D. HSIE di High School
Pendidikan High School di NSW dimulai dengan kelas 7 atau di Indonesia setingkat dengan tahun pertama di bangku SMP dan High school terdiri dari dua bagian School Certificate (Kelas 710) dan High School Certificate (Kelas 11-12). Pelajaran yang diajarkan di School Certificate adalah English, Mathematics, Human Society and Its Environments, Languages, PDHPE dan Technological and Applied Studies.
Sedangkan HSIE sendiri dibagi lagi menjadi beberapa bidang studi: (a) Aboriginal Studies (b) Commerce, (c) Geography, (d) History dan (e) Work education.15 Syllabus-syllabus bidang studi di atas sekarang diterapkan sejak tahun 2004. Semua sekolah menengah di NSW harus memenuhi ketentuan yang digariskan dalam syllabus tersebut.
D.1. Aboriginal Studies
Australia memiliki 2 suku bangsa asli - orang-orang aborigin dan penduduk Selat Torres (Torres Strait Islanders). Menurut sensus 2001 jumlah mereka mencapai 410 003.16 Secara etnik dan budaya suku aborigin dan orang-orang dari Selat Torres memiliki ciri berbeda. Suku-suku abogirin telah terusir dari tanah-tanah mereka sedikit demi sedikit. Sementara suku Selat Torres tergabung dengan Negara bagian Queensland sejak tahun 1879. Hingga kini penduduk Selat Torres masih hidup seperti orang-orang aborigin, hak-hak mereka dibatasi oleh peraturan pemerintah dan hak-hal negaranya sering tidak diakui.
Dalam penyampaian materi syllabus ini, guru-guru dan siswa dianjurkan menghormati dan
mengetahi suku pribumi ini yang mungkin tinggal di sekitar sekolah mereka dan secara mendalam
membahas keunikan kedua suku asli di benua ini. Menurut Sejarah mereka telah menduduki
sebagian besar tanah Australia selama berjuta-juta tahun. Kegiatan pembelajaran dianjurkan untuk
mengundang dan melibatkan komunitas lokal masyarakat aborigin yang berasal dari tempat sekitar
sekolah.
Board of Studies juga menerbitkan panduan “Working with Aboriginal Communities (2001)” yang memberikan haluan bagaimana seorang guru dapat mengimplementasikan pelajaran aboriginal study sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan orang-orang aborigin.17 Buku panduan ini merupakan hasil konsultasi dengan komunitas suku aborigin, konsultan ahli, aboriginal workers dan para guru-guru HSIE.
Meskipun suku aborigin memiliki sejarah yang hitam pada masa kolonisasi dan banyak peninggalan yang tidak terungkap sampai sekarang, tetapi dasar pemikiran pentingnya materi aboriginal study adalah memperdayakan suku budaya aborigin melalu eksplorasi dan melestarikan warisan budaya dan warisan sosial yang masih langgeng sampai sekarang. Sehingga siswa dapat mengembangkan sikap kebangsaan atas identitas orang-orang aborigin dan pengalaman masa lalu sku asli ini dan akhirnya mempromosikan pluralisme dan inklusivisme di masyarakat NSW.
D.2. Commerce
Bidang studi commerce memberikan anak didik akan pengetahuan, keahlian, pemahaman dan nilai-nilai yang membangun dasar-dasar pada kaum muda untuk mampu membuat keputusan atas consumer, keuangan, bisnis, isu-isu hukum dan masalah ketenagakerjaan. Melalui pembelajaran bidang studi ini siswa diharapkan mampu berpartisipasi dalam sistem keuangan dengan mengetahui peraturan-peraturan yang terlibat didalammya.
Inti dari bidang studi ini adalah pemahaan hubungan antara consumer, bisnis dan pemerintah
dalam bidang ekonomi. Siswa diharapkan mampu mengembangkan strategi pemecahan masalah
yang menjadi bagian dari keahlian menganalisa dan mengevaluasi masalah. Selain itu bidang studi
ini mengajarkan proses berfikir kritis, belajar merefleksi dan peluang bisnis di pasar atau
masyarakat.
D.3. Geografi
Geografi merupakan disiplin ilmu yang mencakup dua kunci dimensi (a) dimensi ruang dimana
sesuatu berada dan mengapa mereka eksis (b) dimensi ekologi / lingkungan hidup yang menerangkan bagaimana manusia berinteraksi dengan alam.18 Bidang studi ini membangun pengetahuan dan pengalaman siswa untuk menjelaskan pola, mengevaluasi sebab akibat dan mengajarkan mereka untuk memberikan kontribusi pada manajemen lingkungan fisik, sosial, budaya atau lingkungan buatan manusia.
Geografi mengembangkan berbagai ragam keahlian seperti menghimpun data, mengatur dan mengevaluasi informasi geography dari berbagai sumber termasuk praktik-praktik studi lapangan. Dimensi ruang membuat siswa mengidentifikasi dan menganalisa factor-faktor fisik, sosial, ekonomi, politik, hukum dan teknologi yang mempengaruhi dimana sesuatu itu eksis. Sementara dimensi ekologi menuntut siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa cara-cara manusia bergaul dengan lingkungan dan membangun keahlian pemecahan masalah karena budaya adalah kunci dominan manusia hidup di segala penjuru dunia. Melalui geografi siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman budaya yang berbeda dan memiliki perspektif untuk dapat mempertajam pemahaman global mereka.
D. 4. Sejarah
Sejarah adalah sebuah disiplin ilmu yang menggali masa lalu sehingga siswa dapat menempatkan diri mereka dlam kesinambungan yang luas atas pengalaman perjalanan manusia.19 Sejarah membuat siswa menghargai dan menikmati petualangan manusia dan kesuksesan ras manusia yang diraih di masa lalu. Disamping itu bidang studi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekplorasi tindakan-tindakan manusia dalam konteks sejarah dan mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka atas motivasi, penyebab, dampak dan berempati terhadap suatu peristiwa.
Belajar sejarah juga memacu siswa untuk menguasai teknologi informasi karena mereka dituntut dapat melakukan riset. Melalui riset mereka bisa mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan lewat internet dan berbagai sumber yang tersedia. Yang lebih penting lagi belajar sejarah membuat siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman atas pengalaman sejarah dari suatu kelompok budaya dan masyarakat yang berbeda dan mereka mempelajari bagaimana kelompok-kelompok lain memperjuangkan hak-hak mereka. Sejarah juga mampu mendorong siswa untuk menganalisa secara kritis tentang struktur dan proses pemerintahnan serta dampaknya pada orang-orang dari konteks sejarah yang berbeda. Bidang studi sejarah dibagi dua, mandatory (wajib) dan elektif (pilihan.) sedangkan work education tergolong sebagi bidang studi elektif. Tidak semua siswa memilih untuk mempelajari work education, karena melibatkan work experience atau magang di tempat-tempat kerja.
E. Penyampaian Pelajaran HSIE di kelas
Meskipun syllabus telah dirancang dan disusun oleh para ahli dari Board of Studies, tetapi setiap guru dituntut mampu merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik dan efisien di depan kelas. Rumusan-rumusan pelajaran HSIE yang dijelaskan di atas hanya mencakup pada rasional tujuan pelajaran diajarkan kepada siswa. Disamping guru harus memiliki ilmu dan strategi dalam class management dengan teknik-teknik yang benar.
Pengajaran efektif mutlak didasari perencanaan yang cermat. Setiap satuan pelajaran atau seluruh mata pelajaran harus diartikulaiskan tujuan pelajaran atau lesson outcome dengan mencakup hal sebagai berikut: (1) outcome (hasil) yang diinginkan. (2) apa yang akan dipelajari oleh anak didik? (konsep, ketrampilan, fakta ataukah nilai-nilai?) (3) teknik yang akan digunakan atau strategi yang akan diangkat dalam menyajikan materi, dan (4) bagaimana menentukan pengujian atau assessment atas apa yang diajarkan kepada anak didik dan evaluasi bagi sang guru apakah rancangan itu sesuai dengan apa yang diharapkan20.
Pengajaran pelajaran HSIE mencakup hal-hal yang tercantum dari syllabus dan ketentuanketentuan fundamental dalam pembelajaran, seperti halnya lesson outcome (tujuan pengajaran), indikasi, pembagian alokasi waktu, aktivitas yang detail dan kulminasi, niscaya pelajaran akan berjalan lebih lancar dan terarah. Meski kita tidak pernah bisa meramalkan apa saja yang terjadi di hadapan kita, paling tidak kita harus mempersiapkan dari sebagai pendidik dan pengajar.
Untuk itu NSW Institute of Teachers mengusun 7 Professional Teaching Standards bagi para guru-guru baik itu para lulusan baru maupun guru-guru yang telah meniti karir di pendidikan. Ketujuh standard tersebut antara lain:
Element 1 - Teachers know their subject content and how to teach that content to their students.
(Guru mengetahui isi materi pelajarannya dan bagaimana mengajarkan isi materi
tersebut kepada siswa)
Element 2 - Teachers know their students and how they learn. (Guru mengetahui siswa-siswanya
dan bagaimana mereka belajar)
Element 3 - Teachers plan, assess and report for effective learning. (Guru merencanakan, menguji
dan melaporkan tentang pembelajaran efektif.)
Element 4 - Teachers communicate effectively with their students. (Guru berkomunikasi secara
efektif kepada murid-muridnya).
Element 5 - Teachers create and maintain safe and challenging learning environment through the
use of classroom management skills. (Guru menciptakan tantangan di lingkungan belajar sekaligus menjaga keselamatan murid-muridnya melalui keahlian dalam pengaturan kelas.)
Element 6 - Teachers continually improve their professional knowledge and practice. (Guru
mempertajam pengetahuan dan praktik-praktik profesionalisme mereka secara terus
menerus.)
Element 7 - Teachers are actively engaged members of their professional and wider community.21
(Guru secara aktif terlibat sebagai anggota dari profesi mereka dan komunitas secara
luas.)
F. Kesimpulan
Sistem pendidikan di Australia sebenarnya hampir sama dengan sistem di Indonesia. Dari
tingkat pendidikan sekolah dasar sampai menengah, penerapan sistem kelas di kedua negara juga
hampir sama. Mata pelajaran yang diajarkannya pun hampir berjumlah sama. Namun Undang-
undang perlindungan terhadap anak tidak diatur di Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan
tersentralisasi di tanah air, sementara di Australia pendidikan ditangani oleh pemerintah negara-
negara bagian.
Pelajaran IPS atau HSIE di sekolah dasar meliputi empat hal change and continuity, Culture, Enviroment, dan Social System and Structure. Sedangkan di pendidikan menengah pelajaran HSIE diperluas menjadi Aboriginal Studies, Commerce, Geografi, Sejarah dan Work Education. Muatanmuatan lokal sangat kental dalam materi penyapaian mata pelajaran ini karena kurikulum yang disusun mendorong keterlibatan komunitas lokal di dekat sekolah, studi lapangan untuk kepentigan riset dan penerapan-penerapan pengetahuan yang praktis bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Seluruh syllabus bagi mata pelajaran HSIE ini disusun oleh Board of Studies NSW dan sistem akreditasi guru ditangani oleh NSW Institute of Teachers sejak 2004.
Peraturan perundang-undangan pendidikan menengah di NSW menyatakan setelah siswa menyelesaikan kelas 10 atau menginjak using enam belas tahun mereka diperbolehkan meninggalkan bangku sekolah, peraturan ini tidak diatur di Indonesia karena tidak ada undangundangnya atau siswa hanya selesai pada tingkatan SMP saja. Mata pelajaran elektif juga diperkenalkan mulai dari kelas 7 sampai kelas 12 seperti layaknya di perguruan tinggi.
Yang cukup spesial dari sistem pendidikan di Australia adalah penerapan inklusifme kelas di Australia yaitu adanya adaptasi pembelajaran bagi seluruh siswa baik itu penyandang cacat atau siswa biasa. Integrasi antara-anak-anak disfable dengan anak biasa merupakan pengakuan harkat dan martabat anak-anak yang termarjinalkan. hak-hak siswa dilindungi dijunjung tinggi demi kesejahteraan dan masa depan mereka.---)*(---
Disusun di Sydney, Desember 2010 untuk disampaikan di depan “Seminar Nasional” Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis, 30 Desember 2010.
Yusdi Maksum, Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, lulusan pasca sarjana The University
of Newcastle, Australia. Saat ini masih belajar di University of Charles Sturt, Australia. Pengamat Pendidikan dan tenaga pendidik di New South Wales, Australia. Penulis bisa dihubungi melalui e-mail: yusdi.maksum@yahoo.com.au.
1 http://www.legislation.nsw.gov.au/sessionalview/sessional/sr/2009-582.pdf [Retrieved 17th February 2010]
2 Children and Young Persons (Care and Protection) Act 1998 (NSW) dan Prue Holzer & Alister Lamont, (2009)
First edition, Australian child protection legislation, Melbourne (VIC): Australian Institute of Family Studies.
3 Undang-Undang Anti Diskriminasi diperkenalkan sejak 1997 disebut Anti-Discrimination Act 1977 (NSW) (ADA).
Tidak lama kemudian Anti Discrimination Board didirikan. Lebih lengkapnya lihat
http://www.lawlink.nsw.gov.au/lawlink/adb/ll_adb.nsf/pages/adb_ada_history. [Retrived 3rd December 2010]
4 BOS NSW dibawahi oleh Department of Education and Training NSW. Lebih lengkapnya lihat
http://www.boardofstudies.nsw.edu.au/ [Retrived 3rd December 2010]
5 Sekolah-sekolah yang berdasarkan Anthroposophy atau filsafat kemanusiaan adalah sekolah yang didasaro atas
filsafat seorang tokoh yang mengajarkan kemanusiaan, seperti di Bali dapat ditemukan Mahatma Gandhi International School. Sementara di Australia sekolah-sekolah Anthroposophy yang terkenal adalah Steiner’s School, sekolah yang mengajarkan ajaran Rudolf Steiner (1861 -1925), seorang filsuf dari Austria yang kemudian menetap di Jerman atau Montessori School.
6 Lihat selengkapnya di Syllabus dan Kurikulum K-6 Resources yang diterbitkan oleh Badan Study NSW,
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/ [retrieved 17th February 2010]
7 Untuk lebih lengkapnya setiap KLA syllabus dapat dilihat dan didownload pada
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/go/nsw-primary-curriculum-foundation-statements [retrieved 17th February 2010].
8 Pemerintah Commonwealth Australia baru-baru ini (29 Januari 2010) menerbitkan sebuah website yang diberi nama
www.Myschool.edu.au. Tujuannya untuk memonitor kemajuan serta kemunduran sekolah-sekolah dari tingkat SD sampai SMU di seluruh Australia.
9 The Honourable Julia Gillar saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Australia setelah menggantikan Perdana
Menteri Kevin Rudd sebagai pemimpin ALP di pertengahan April 2010.
10 Menteri Pendidikan Pusat bersama dengan menteri-menteri pendidikan dari negara-negara bagian bertemu untuk
mencanangkan penerapan kurilum nasional pada tahun 2013.
http://www.abc.net.au/news/stories/2010/12/08/3088125.htm [Retrieved 8th December 2010].
11 Hal ini terlihat sejak 1964 sampai sekarang (2010) kurikulum yang berlaku di NSW hanya berganti tiga kali.
Berbeda dengan di Indonesia, dimana kurikulum diubah setiap lima tahun sekali kali, setiap kabinet baru dibentuk.
12 Asian Study adalah salah satu materi pembelajaran yang menganalisa budaya, ekonomi, sejarah dan politik Negara-
negara di Asia karena Australia menyadari pentingnya mengenal Negara-negara Asia yang secara geografis mengelilinginya.
13 Rekonsiliasi antara penduduk asli dengan pemerintah dan orang-orang non aborigin adalah proses
berkesinambungan. Kebijakan Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggeris pada awal kolonialisasi telah menghapus budaya dan tali keluarga serta merampas hak-hak orang-orang aborigin. Terlebih pada waktu Pemerintah Commonwealth of Australia menetapkan “Austalia for Australian” dan “White Australian Policy” membuktikan pemerintah tidak mengakui hak-hak warga negaranya sendiri. Selama bertahun-tahun pemerintah dituntut untuk mengakui kesalahan atas penetapan policy itu, tetapi tetap menolah. Pada akhirnya tanggal 13 February 2008, Perdana Menteri Kevin Rudd membacakan permohonan maaf the stolen generations di seluruh penjuru Australia.
14 Board of Studies NSW (2001), HSIE Year 7 - 10 Syllabus, Sydney: Board of Studies NSW, p.7
15 Ibid.
16 Australian Biro Statistic, (2001) in Board of Studies NSW, (2004) Aboriginal Studies Year 7 - 10 Syllabus, Sydney:
Board of Studies. p.10.
17 Dalam membicarakan dan membahas materi tentang suku aborigin, seorang guru dituntut mengetahui dan sadar
akan cultural diversity and awareness. Budaya, religi dan artefak suku aborigin merupakan hal-hal yang sacral dalam kepercayaan mereka. Menyebutkan nama-nama orang aborigin yang sudah meninggal dunia, menampakkan wajahnya ataupun mendengarkan suara orang yang telah meninggal merupakan larangan bagi orang aborigin.
18 Board of Studies of NSW, (2001) Geography Year 7 -10 Syllabus, Sydney: Board of Studies NSW. p.6
19 Board of Studies of NSW, (2004) Human Society and Its Environments Year 7 -10 Syllabus, Sydney: Board of
Studies NSW p.8
20 Yusdi Maksum, (2009) “Pentingnya Rancangan Materi Pelajaran” Practicum One Notes, Newcastle: unpublished
work. Hlm. 1.
21 NSW Institute of Teachers, (2004) Professional Teaching Standards, Sydney: NSW Institute of Teachers. pp. 3- 11
Daftar Pustaka
Australian Biro Statistic, (2001) Australian Census 2001, in Board of Studies NSW, (2004)
Aboriginal Study Year 7-10. Sydney: Board of Studies NSW
Board of Studies NSW (2004), Aboriginal Studies Year 7 - 10 Syllabus, Sydney: Board of Studies
NSW
----------, (2003), Commerce Year 7 - 10 Syllabus, Sydney: Board of Studies NSW ----------, (2001) HSIE K- 6 Syllabus. Sydney: Board of Studies NSW.
----------, (2004) Geography Year 7-10 Syllabus. Sydney: Board of Studies NSW
NSW Institute of Teachers, (2004) Professional Teaching Standards, Sydney: NSW Institute of
Teachers.
Parliament of New South Wales, (2001) Children and Young Persons (Care and Protection) Act
1998 (NSW) Sydney: NSW Parliament House
----------, (2009) Education Amendment (School Leaving Age) Regulation 2009 (NSW) Sydney:
NSW Parliament House
Holzer, P. and Lamont, A., (2009) Australian child protection legislation, (First Edition),
Melbourne (VIC): Australian Institute of Family Studies.
Online Resources
Anti-Discrimination Act 1977 (NSW) (ADA).
http://www.lawlink.nsw.gov.au/lawlink/adb/ll_adb.nsf/pages/adb_ada_history. [Retrived 3rd December 2010]
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/ [retrieved 17th February 2010]
http://k6.boardofstudies.nsw.edu.au/go/nsw-primary-curriculum-foundation-statements [Retrieved 17th February 2010].
http://www.abc.net.au/news/stories/2010/12/08/3088125.htm [Retrieved 8th December 2010]. http://www.boardofstudies.nsw.edu.au/ [Retrived 3rd December 2010]
http://www.legislation.nsw.gov.au/sessionalview/sessional/sr/2009-582.pdf [Retrieved 17th
February 2010]